JAKARTA – Kejadian aneh dan menggelikan tiba tiba manuver politik AHY pidato ke publik akan dikudeta dengan otak dan aktornya tokoh diluar partai Demokrat langsung disebut Jenderal Purn Muldoko orang dekat istana tidak tanggung tanggung kirim surat pada Presiden Jokowi dengan tujuan melakukan tindakan pada Muldoko. Kenapa sangat aneh gonjang ganjing diinternal partainya merasa akan dikudeta menyalahkan dan mengkambinghitamkan orang diluar partainya. Jelas mempunyai motif aneh akan membuat kegaduhan politik dengan membidik Jenderal Purn Muldoko sebagai sasaran antaranya, dalam release yang disampaikan Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 “PPJNA 98” ditandatangani Ketum dan Sekjen PPJNA 98, Anto Kusumayuda dan Abdul Salam Nur Ahmad, Selasa (09/02/2021).
Sekjen PPJNA 98 mengatakan “Harus diakui ini salah satu kehebatan Pak Muldoko, keluarbiasaan sosok Jenderal Purn TNI ini merupakan salah satu benteng kekuatan utama Presiden Jokowi memegang KSP menangkis berbagai serangan yang akan merusak, memfitnah sampai yang akan menggulingkan Presiden Jokowi. Ngapain gak ada urusan dan gak nyambung Pak Muldoko ngurus Demokrat bukan anggota atau pendiri harus ikut campur mengkudeta segala. Membidik dan menyerang Pak Muldoko dengan Isyu kudeta Ketum AHY hanya kamuflase menyebar intrik dan fitnah untuk memecah belah Muldoko dengan Presiden Jokowi. Tujuannya agar Presiden Jokowi membuang dan memecat Muldoko. Presiden Jokowi sangat cermat tidak akan terjebak manuver AHY dan SBY. Jenderal Purn Muldoko akan tetap dipertahankan Presiden Jokowi, ungkap Abdul Salam Nur Ahmad.
Selanjutnya Anto Kusumayuda mengatakan “Muldoko dengan jaringannya merupakan salah satu kekuatan benteng kuat Presiden Jokowi. Setelah berbagai cara dan upaya, aksi yang berjilid jilid untuk menggulingkan Jokowi selalu gagal , dengan manuver AHY itu sebagai start awal menyasar memfitnah dan merontokkan orang orang kuat di sekitar Presiden Jokowi. Setelah Jenderal Muldoko rontok maka tujuan dan sasaran utamanya ke presiden Jokowi, pungkas Ketum PPJNA 98. (Prabu Santoaan Nusakerta)***